Dalam rangka memperdalam pemahaman keagamaan dan melatih keterampilan fardhu kifayah, siswa-siswi SMP Negeri 3 Jabung, Kabupaten Lampung Timur, melaksanakan praktik tata cara mengkafani jenazah pada hari Sabtu (26/04/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari program Pendidikan Agama Islam (PAI) yang rutin dilakukan di sekolah.
Pentingnya Pendidikan Fardhu Kifayah Sejak Dini
Kepala SMP Negeri 3 Jabung, Bapak Agus Setiya Budi, S.Pd., M.M, dalam sambutannya menyampaikan bahwa memahami pengurusan jenazah, termasuk mengkafani, merupakan bagian penting dari pendidikan karakter.
"Anak-anak perlu diajarkan tidak hanya teori, tetapi juga praktik nyata. Dengan kegiatan ini, kita menanamkan nilai empati, gotong-royong, dan tanggung jawab sosial dalam diri mereka," ujar beliau.
Melalui praktik ini, siswa tidak hanya mendapatkan ilmu agama, tetapi juga keterampilan yang mungkin sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pelaksanaan Praktik Mengkafani
Kegiatan praktik dimulai dengan pengarahan materi oleh guru Pendidikan Agama Islam, Ibu Dra. Rohimah. Beliau menjelaskan langkah-langkah mengkafani jenazah secara rinci, mulai dari menyiapkan kain kafan, meletakkan jenazah (dalam praktik menggunakan boneka manusia), hingga proses membungkus dan mengikat kain kafan sesuai syariat.
Setelah itu, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil untuk melakukan praktik secara bergiliran. Kain kafan, tali pengikat, serta bahan pewangi seperti kapur barus turut disiapkan untuk mendukung simulasi ini.
Dengan penuh keseriusan, siswa-siswi memperagakan:
- Membentangkan kain kafan.
- Meletakkan "jenazah" di atas kain.
- Menutup tubuh dari kepala hingga kaki secara berlapis.
- Mengikat bagian kepala, perut, dan kaki agar kafan tidak terbuka.
Seluruh proses dilakukan dengan adab yang diajarkan dalam Islam, seperti menjaga kehormatan jenazah dan melakukan pekerjaan dengan kelembutan.
Antusiasme dan Kesadaran Siswa
Salah satu siswi, Ijah Khitijah dari kelas IX-A, mengungkapkan bahwa awalnya ia merasa takut dan gugup.
"Ternyata setelah tahu caranya, tidak seseram yang saya bayangkan. Justru kami belajar bagaimana menghormati orang yang telah wafat," kata Ijah.
Rekan-rekannya juga menyatakan bahwa kegiatan ini membuka mata mereka tentang pentingnya kesiapan mental dan keterampilan mengurus jenazah, sesuatu yang selama ini hanya mereka dengar sebatas teori.
Makna yang Tertanam
Guru PAI, Ibu Rohimah, menegaskan bahwa pendidikan semacam ini adalah bentuk nyata pengajaran adab kematian kepada generasi muda.
"Mengkafani mengingatkan kita semua bahwa dunia ini hanya sementara. Di akhir hayat, kita semua sama, hanya dibungkus kain kafan dan kembali kepada Allah," ujarnya menutup sesi praktik.
Beliau juga menekankan, meski praktik ini sifatnya simulasi, rasa hormat dan kesungguhan harus tetap dijaga, seolah-olah mengurus jenazah sesungguhnya.
Penutup
Kegiatan praktik mengkafani jenazah di SMP Negeri 3 Jabung ini menjadi momentum berharga untuk membekali siswa-siswi dengan pengetahuan, keterampilan, serta kesadaran spiritual yang mendalam. Diharapkan, pengalaman ini akan membentuk karakter mereka menjadi pribadi yang lebih peduli, beradab, dan bertanggung jawab di tengah masyarakat. (Imah/JO)