Pemberontakan Pemberontakan Di Indonesia - SMP Negeri 3 Jabung

Breaking

Tuesday, February 9, 2016

Pemberontakan Pemberontakan Di Indonesia

DI / TII
Di Jawa Barat
Pemberontakan DI / TII di Jawa Barat dipimpin oleh SM. Kartosuwiryo. Adapun penyebab pemberontakan tersebut adalah reaksi negatif terhadap Perjanjian Renville. Dalam perjanjian Renville pihak RI mengakui adanya Garis Demarkasi van Mook. Yaitu garis khayal yang menghubungkan titik titik terdepan pasukan Belanda dalam serangannya terhadap RI sehingga menutup daerah daerah yang secara efektif masih dikuasai TNI. Dengan diterimanya garis demarkasi tersebut, secara tidak langsung daerah Jawa Barat diserahkan kepada Belanda. Sebagai masyarakat Jawa Barat, SM. Kartosuwiryo merasa berhak mempertahankan daerahnya agar tidak jatuh kepada Belanda. Untuk itu SM. Kartosuwiryo tidak mau mengikuti perintah pemerintah RI meninggalkan Jawa Barat menuju ke Jogyakarta. Dengan adanya kekosongan kekuatan di Jawa Barat dari pihak TNI, maka SM. Kartosuwiryo memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia pada tanggal 7 Agustus 1947. 
Di Aceh
Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Daud Beureueh. Penyebab Daud Beureueh memberotak adalah diturunkannya status daerah istimewa Aceh menjadi daerah karesidenan bagian dari Sumatera Utara yang berpusat di Medan. Penurunan status tersebut bagi pemerintah pusat bertujuan untuk menyederhanakan organisasi pemerintah dan menekan pengeluaran anggaran negara. Akan tetapi oleh Daud Beureueh penyederhanaan tersebut dianggap sebagai penghinaan pemerintah pusat terhadap Aceh. Karena hal itu Daud Beureueh menyatakan bahwa Aceh bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 20 September 1953.
Di Sulawesi Selatan
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar. Penyebab Kahar Muzakar memberontak adalah ditolaknya permintaan agar KGSS dimasukkan dalam Brigade Hasanudin oleh pemerintah pusat. Akhirnya ia menyatakan diri bagian dari TII pimpinan SM. Kartosuwiryo.
Di Kalimantan Selatan
Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hadjar. Penyebab Ibnu Hadjar memberontak adalah adanya ketidakadilan pusat terhadap para gerilyawan di Kalimantan Selatan. Karena para gerilyawan tidak diakui lagi sebagai mantan gerilyawan dan uang pesangon yang terlalu kecil. Bersama pasukannya menyatakan diri dan bergabung dengan TII pimpinan SM. Kartosuwiryo.
Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pada tanggal 18 September 1948 Muso dan Amir Syarifudin menyatakan berdirinya Negara Sovyet Indonesia di Madiun. Keterlibatan Amir Syarifudin dalam pemeberontakan tersebut dikarenakan oleh: Pertama kekecewaan atas pelaksanaan hasil perundingan Renville, karena sewaktu ia menandatangani banyak partai politik yang menentang sehingga kabinet yang dipimpinnya jatuh dan sewaktu Kabinet Hatta melaksanakannya banyak partai yang tadinya menentang justru mendukungnya. Keduapelaksanaan program Rera oleh Kabinet Hatta. Tujuan pelaksanaan Rera dalam tubuh angkatan perang adalah mengurangi beban negara dan profesionalisme angkatan perang. Tetapi oleh Amir dan anak buahnya yang tergabung dalam Devisi IV, dianggap sebagai hal yang tidak wajar. Oleh karena itu mereka mendukung aksi Muso dalam mendirikan Negara Sovyet Indonesia. Sebagai sekorang sejarawan seharusnya hal itu tidak perlu terjadi karena kepentingan pribadi dapat merugikan bangsa dan negara. Pada saat hampir bersamaan Indonesia perang melawan Belanda ( Agresi Militer II ) sehingga fokus Indonesia terpecah menjadi dua melawan Belanda dan pemberontak. Untuk itu kepentingan pribadi ditinggalkan untuk kepentingan bersama. Mari kita merenungkan dan ambil hikmahnya dari peristiwa tersebut. Ini ada cuplikan wawancara tentang seputar peristiwa PKI Madiun 1948.
Pemberontakan Andi Aziz
Adapun faktor yang menyebabkan pemberontakan adalah :
Menuntut agar pasukan bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas keamanan di Negara Indonesia Timur.
Menentang masuknya pasukan APRIS dari TNI
Mempertahankan tetap berdirinya Negara Indonesia Timur.
Pemberontakan RMS
Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan dan setelah misi damai gagal, maka RMS ditumpas tuntas pada November 1950. Sejak 1966 RMS berfungsi sebagai pemerintahan terror di pengasingan, Belanda. RMS didirikan oleh Dr. Soumokil mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur. Dia mendirikan RMS dilatar belakangi oleh :
Pertama takut kehilangan kedudukan. Dengan bergabungnya NIT dalam RI maka urusan negara diambil alih oleh pusat ( RI ). Ini berarti belum tentu jabatan sebagai Jaksa agung dapat diperoleh kembali bila bergabung dengan RI. Kedua perbedaan latar belakang sejarah dan budaya antara NIT dengan RI ( Jawa ). Kepentingan pribadi juga mendorong diri Dr. Soumoukil melawan pemerintah sehingga mengorbankan banyak pihak. Oleh karena itu jangan mementingkan diri sendiri tetapi kepentingan orang banyak yang diutamakan.